Lompat ke konten utama
Kesehatan Finansial

7 Cara Mengatur Cash Flow Perusahaan yang Penting Dipahami Pemilik Bisnis

10/2025
Cara mengatur cash flow perusahaan

 

Cara mengatur cash flow perusahaan adalah salah satu aspek terpenting dalam menjaga keberlangsungan bisnis. Banyak pemilik usaha fokus pada peningkatan penjualan atau ekspansi pasar, tapi sering kali melupakan pengelolaan arus kas yang baik. 

Padahal, arus kas (cash flow) merupakan “denyut nadi” perusahaan. Tanpa aliran kas yang sehat, bisnis bisa mengalami kesulitan membayar kewajiban, menggaji karyawan, atau bahkan berisiko berhenti beroperasi.

Tidak sebatas mencatat uang yang masuk dan keluar, memahami cara mengatur cash flow juga termasuk pemahaman tentang pengelolaan sumber daya, sehingga bisnis tetap dapat beroperasi dengan efisien. Kemampuan menjaga arus kas tetap positif akan membantu bisnis bertahan dalam kondisi pasar yang tidak menentu. 

Baca juga: Tiga Hal yang Perlu Diikutsertakan dalam Perencanaan Keuangan Anda
 

Cara Mengatur Cash Flow Perusahaan

Cash flow perusahaan mencerminkan kesehatan keuangan bisnis Anda. Arus kas positif berarti perusahaan menghasilkan lebih banyak uang, sedangkan arus kas negatif bisa menunjukkan ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. 

Dengan strategi pengelolaan yang tepat, Anda dapat mengantisipasi masalah keuangan lebih awal dan menjaga stabilitas bisnis. Berikut beberapa cara mengatur cash flow perusahaan secara efektif yang dapat Anda terapkan dalam operasional bisnis:
 

1. Catat Semua Transaksi Keuangan Secara Teratur

Pastikan catat seluruh transaksi keuangan perusahaan, baik pemasukan maupun anggaran yang digunakan untuk belanja. Jika memang diperlukan, gunakan software akuntansi atau aplikasi keuangan bisnis sehingga pencatatan menjadi lebih akurat. 

Dengan pencatatan yang rapi, Anda bisa melihat posisi keuangan perusahaan secara real-time dan mengambil keputusan berdasarkan data. Catatan keuangan yang lengkap juga sangat berguna ketika Anda membutuhkan laporan keuangan untuk audit, pengajuan pinjaman, atau investasi.
 

2. Buat Proyeksi Cash Flow

Membuat proyeksi arus kas membantu Anda memperkirakan kondisi keuangan bisnis di masa depan. Dengan proyeksi ini, Anda bisa memprediksi kapan akan ada kelebihan dana atau kekurangan kas, sehingga dapat menyiapkan strategi antisipasi.

Proyeksi cash flow biasanya dibuat dalam jangka waktu 3, 6, atau 12 bulan, tergantung pada kebutuhan bisnis. Semakin detail perencanaan, semakin baik kemampuan bisnis dalam mengatur strategi keuangan.

Baca juga: Kenali Sumber Modal Usaha dan Pilihan Terbaiknya!
 

3. Kelola Piutang dan Penagihan dengan Disiplin

Salah satu penyebab arus kas terganggu adalah piutang menumpuk karena keterlambatan pembayaran dari pelanggan. Untuk mengatasinya, tetapkan sistem penagihan yang jelas dan tegas. Misalnya, tentukan batas waktu pembayaran (misalnya 30 hari setelah invoice diterbitkan) dan berikan insentif bagi pelanggan yang membayar lebih cepat.

Anda juga dapat menggunakan sistem reminder otomatis agar klien tidak lupa membayar. Jangan ragu untuk menagih secara sopan tapi konsisten jika pembayaran sudah melewati jatuh tempo.
 

4. Kendalikan Pengeluaran Operasional

Cara mengatur cash flow perusahaan yang tidak kalah pentingnya adalah mengendalikan pengeluaran, sehingga cash flow tetap positif. Evaluasi setiap pos pengeluaran perusahaan dan tentukan mana yang benar-benar penting serta mana yang bisa dihemat. 

Selain itu, pastikan setiap pengeluaran mempunyai nilai tambah untuk bisnis. Hindari pemborosan seperti membeli perlengkapan yang tidak mendesak atau mengeluarkan biaya promosi yang tidak terukur hasilnya.
 

5. Pisahkan Rekening Bisnis dan Pribadi

Kesalahan yang sering dilakukan pemilik usaha kecil adalah mencampurkan keuangan pribadi dengan keuangan perusahaan. Hal ini bisa membuat pencatatan arus kas menjadi tidak akurat dan menyulitkan Anda dalam membuat laporan keuangan.

Pisahkan rekening bank untuk bisnis agar dapat memantau pemasukan dan pengeluaran perusahaan dengan lebih jelas, seperti disebutkan di laman Xero. Langkah ini membantu Anda menjaga transparansi, serta memudahkan proses audit atau evaluasi keuangan. Selain itu, pemisahan ini menunjukkan profesionalisme dalam mengelola bisnis.
 

6. Siapkan Dana Darurat Bisnis

Seperti halnya keuangan pribadi, perusahaan juga perlu memiliki dana darurat. Dana ini berfungsi untuk menghadapi situasi yang tidak terduga, seperti penurunan penjualan, keterlambatan pembayaran klien, atau kerusakan peralatan produksi.

Idealnya, dana darurat bisnis mencakup biaya operasional selama tiga hingga enam bulan. Simpan dana ini dalam bentuk yang likuid agar mudah diakses saat dibutuhkan. Dengan memiliki cadangan dana, Anda dapat menjaga operasional bisnis tetap berjalan meskipun menghadapi kondisi sulit.
 

7. Evaluasi Cash Flow Secara Berkala

Arus kas perusahaan bukan sesuatu yang bisa dibiarkan berjalan tanpa pengawasan. Lakukan evaluasi cash flow secara rutin, minimal setiap bulan. Dengan cara ini, sebagai wirausahawan, Anda bisa mengetahui tren keuangan perusahaan, identifikasi masalah sejak dini, dan melakukan perbaikan sebelum situasi menjadi serius.

Gunakan laporan arus kas sebagai alat analisis untuk memahami kinerja bisnis Anda. Jika ada ketidakseimbangan, segera lakukan langkah korektif. Evaluasi rutin akan membantu perusahaan tetap stabil dan siap berkembang.

Baca juga: 9 Tips Mengelola Keuangan Usaha untuk Entrepreneur
 

Lindungi Kesehatan Finansial Bisnis Bersama Chubb Indonesia

Mengelola arus kas dengan baik adalah kunci utama agar bisnis Anda bertahan dan tumbuh. Dengan menerapkan berbagai cara mengatur cash flow perusahaan tadi, Anda dapat menjaga kelancaran operasional, memastikan karyawan dan vendor dibayar tepat waktu, serta memiliki cadangan untuk ekspansi bisnis di masa depan.

Namun, selain menjaga cash flow, Anda juga perlu melindungi bisnis dari risiko yang tidak terduga. Di sinilah Asuransi Chubb Indonesia hadir sebagai mitra terpercaya bagi pelaku usaha.

 

 

related product