Lompat ke konten utama
Kesehatan Fisik

Asam Lambung Sering Kambuh? Atasi dengan Cara Ampuh Ini!

03/2025
Penyebab asam lambung

Pernah merasa dada terasa panas atau mulut pahit setelah makan? Bisa jadi itu gejala asam lambung. Kondisi ini cukup umum, apalagi kalau Anda sering makan pedas, minum kopi, atau stres berlebihan. 

Penyebab asam lambung bisa beragam, mulai dari pola makan, gaya hidup, hingga kondisi medis tertentu. Tapi tenang, ada banyak cara mengatasinya yang bisa Anda coba kok. Yang penting, jangan dianggap sepele, ya.

Nah, biar nggak salah langkah, yuk simak artikel ini sampai habis!


Apa Itu Asam Lambung?

Asam lambung atau yang lebih dikenal dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)terjadi saat asam dari lambung naik ke kerongkongan. Asam lambung itu sebenarnya normal dan penting buat tubuh karena membantu mencerna makanan. 

Tapi masalahnya, asam ini bisa naik ke kerongkongan kalau "pintu" antara lambung dan kerongkongan (disebut katup LES) nggak bekerja dengan baik. Nah, kondisi ini yang disebut GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

Bayangkan ada botol berisi air yang ditutup dengan tutup karet. Kalau tutupnya rapat, air nggak akan tumpah. Tapi kalau tutupnya longgar atau bocor, air bisa keluar. 

Hal yang sama terjadi pada lambung. Kalau katupnya lemah, asam lambung bisa naik ke atas dan bikin dada terasa panas (heartburn), mulut pahit, atau perut terasa kembung.


Apa Penyebab Asam Lambung Naik?

Ada beberapa hal yang bisa bikin asam lambung naik. Beberapa di antaranya mungkin sering banget kita lakukan tanpa sadar.

Berikut penyebab asam lambung yang perlu Anda ketahui:


1. Makan Sembarangan

Kebiasaan mengonsumsi makanan pedas, asam, gorengan, atau makanan berlemak dapat berdampak buruk pada sistem pencernaan. Makanan-makanan ini merangsang produksi asam lambung berlebih, sehingga bisa memicu rasa tidak nyaman di perut.

Selain itu, makanan berlemak butuh waktu lebih lama untuk dicerna yang kemudian akan membuat lambung bekerja lebih ekstra. Akibatnya risiko asam lambung naik makin besar. Gejala asam lambung naik biasanya akan muncul sensasi terbakar di dada, mual, atau bahkan gangguan tidur di malam hari.


2. Makan Terlalu Banyak atau Terlalu Cepat

Mengonsumsi makanan dalam porsi besar atau makan terlalu cepat dapat membebani sistem pencernaan. Ketika lambung terlalu penuh dalam waktu singkat, tekanan di dalamnya meningkat, sehingga mempermudah asam lambung naik ke kerongkongan.

Selain itu, makan terburu-buru juga dapat menyebabkan udara tertelan lebih banyak, yang bisa memperburuk rasa begah dan tidak nyaman setelah makan.

Selain meningkatkan risiko asam lambung, kebiasaan ini juga dapat mengganggu proses pencernaan secara keseluruhan. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan lebih sulit dicerna, memperlambat penyerapan nutrisi dan menyebabkan gangguan seperti kembung atau nyeri perut.


3. Tidur Setelah Makan

Langsung berbaring setelah makan adalah kebiasaan yang dapat memicu naiknya asam lambung. Dalam posisi berbaring, efek gravitasi yang seharusnya membantu menjaga asam lambung tetap di perut menjadi berkurang.

Akibatnya, asam lebih mudah mengalir ke kerongkongan yang kemudian menyebabkan sensasi terbakar di dada atau rasa tidak nyaman.

Tidur setelah makan juga dapat memperlambat proses pencernaan, meningkatkan risiko kembung, dan membuat perut terasa penuh lebih lama. Untuk mencegah hal ini, disarankan untuk menunggu setidaknya dua hingga tiga jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur.

Jika benar-benar perlu beristirahat, coba duduk tegak atau berjalan ringan untuk membantu pencernaan bekerja lebih efisien.

Baca Juga: Trik Cepat Tidur Malam untuk Anda yang Sering Sulit Tidur


4. Obesitas

Kelebihan lemak di area perut dapat memberikan tekanan ekstra pada lambung, sehingga membuat asam lebih mudah terdorong ke kerongkongan. Tekanan ini mengganggu fungsi normal katup esofagus bawah (LES), yang seharusnya mencegah asam lambung naik. Itulah sebabnya orang dengan berat badan berlebih lebih rentan mengalami GERD.

Obesitas juga dapat memperlambat proses pencernaan dan memperburuk peradangan pada saluran pencernaan. Oleh karena itu, menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur sangat penting untuk mengurangi tekanan pada lambung serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.


5. Stres

Stres tidak hanya memengaruhi kondisi mental, tetapi juga dapat berdampak langsung pada sistem pencernaan. Saat seseorang mengalami stres, tubuh memproduksi lebih banyak hormon seperti kortisol, yang dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung.

Hal ini membuat lambung lebih rentan mengalami iritasi, sehingga meningkatkan risiko asam lambung naik ke kerongkongan. Selain itu, stres juga bisa menyebabkan perubahan pola makan, seperti makan berlebihan atau mengonsumsi makanan tidak sehat, yang semakin memperburuk kondisi pencernaan.

Tak hanya itu saja, tres juga dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan ketegangan pada otot-otot di sekitar perut. Akibatnya, seseorang lebih mungkin mengalami gejala seperti kembung, mual, atau rasa tidak nyaman di perut.


6. Kehamilan

Selama kehamilan, perubahan hormon dalam tubuh dapat memengaruhi sistem pencernaan dan meningkatkan produksi asam lambung, salah satunya hormon progesteron. Hormon ini meningkat fungsi relaksasi otot-otot tubuh, termasuk katup esofagus bawah (LES) yang penting untuk mencegah asam lambung naik.

Akibatnya, ibu hamil lebih rentan mengalami refluks asam yang menyebabkan sensasi panas di dada atau mulas, terutama pada trimester kedua dan ketiga.

Selain faktor hormonal, tekanan dari janin yang terus berkembang juga dapat memperburuk kondisi ini. Seiring bertambahnya usia kehamilan, rahim yang membesar memberikan tekanan lebih besar pada lambung, mendorong asam naik ke kerongkongan.

Baca Juga: Mendengarkan Musik Klasik Ketika Hamil Akan Membuat Anak Cerdas?


7. Merokok dan Mengonsumsi Alkohol

Merokok dapat melemahkan katup esofagus bawah (LES), akibatnya memicu asam lambung naik. Nikotin dalam rokok juga merangsang peningkatan produksi asam lambung, sehingga memperburuk risikonya.

Merokok juga mengurangi produksi air liur. Padahal air liur ini sebenarnya berperan dalam menetralkan asam di kerongkongan. Itulah kenapa, perokok lebih rentan mengalami gejala seperti nyeri ulu hati dan sensasi terbakar di dada.

Konsumsi alkohol juga dapat mengiritasi dinding lambung dan memperlambat proses pencernaan. Beberapa jenis minuman beralkohol, terutama yang bersifat asam atau bersoda, dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperparah gejala GERD.


Bagaimana Cara Mengatasi Asam Lambung?

Kalau asam lambung naik, apa yang harus dilakukan? Tenang, ada beberapa cara mengatasi asam lambung yang bisa langsung dicoba!


Ubah Posisi Tubuh

Langsung berbaring setelah makan dapat mempermudah asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga disarankan untuk tetap duduk tegak setidaknya 30 menit hingga 1 jam setelah makan. Dengan posisi tegak, gravitasi membantu menjaga asam lambung tetap di perut dan mencegah refluks.

Jika memungkinkan, berjalan ringan setelah makan juga dapat membantu mempercepat proses pencernaan dan mengurangi risiko gangguan lambung.

Jika harus tidur, usahakan untuk meninggikan posisi kepala sekitar 30-45 derajat dengan menggunakan bantal tambahan atau penyangga khusus. Posisi ini membantu mencegah asam lambung naik dan mengurangi rasa tidak nyaman di malam hari.

Selain itu, tidur dalam posisi miring ke kiri juga dianggap lebih baik karena dapat mengurangi tekanan pada lambung dan memperlancar aliran makanan dalam sistem pencernaan.


Konsumsi Bahan Alami 

Beberapa bahan alami dapat membantu meredakan gejala asam lambung dan meningkatkan kenyamanan pencernaan. Misalnya, jahe dikenal sebagai bahan alami dengan sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan iritasi pada saluran pencernaan serta mengurangi rasa mual dan perut kembung.

Madu juga bermanfaat dalam melindungi dinding kerongkongan dari iritasi akibat asam lambung karena adanya kandungan antibakteri.

Mengunyah permen karet tanpa gula dapat merangsang produksi air liur, yang berfungsi menetralkan asam lambung dan membantu membersihkan kerongkongan dari sisa asam yang naik.

Terakhir, minum air hangat dalam jumlah cukup dapat membantu menetralisir asam lambung dan melancarkan proses pencernaan.

Baca Juga: Makanan yang Aman Dikonsumsi Penderita Asam Lambung


Penggunaan Obat-obatan

Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan dapat membantu meredakan gejala asam lambung dengan lebih cepat dan efektif. Salah satu obat yang umum digunakan adalah antasida, yang bekerja dengan menetralisir asam lambung secara instan sehingga mengurangi rasa nyeri dan sensasi terbakar di dada.

Namun, meskipun antasida dapat memberikan bantuan sementara, penggunaannya sebaiknya tidak berlebihan dan tetap perlu dikonsultasikan dengan dokter untuk menghindari efek samping atau ketergantungan.

Baca Juga: Tips Memilih Kopi Aman untuk Asam Lambung


Bagaimana Cara Mencegah Kambuhnya Asam Lambung?

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan agar asam lambung nggak sering naik:


Ubah Pola Makan

  • Makan dalam porsi kecil tapi lebih sering.
  • Hindari makanan pemicu seperti pedas, asam, coklat, kopi, dan minuman berkarbonasi.
  • Jangan makan 2-3 jam sebelum tidur.
  • Kurangi makanan berlemak yang memperlambat pencernaan.


Perbaiki Gaya Hidup

  • Jaga berat badan ideal.
  • Berhenti merokok.
  • Kurangi konsumsi alkohol.
  • Gunakan pakaian yang longgar, terutama di area perut.
  • Biasakan tidur dengan kepala sedikit lebih tinggi.


Kelola Stres

  • Lakukan teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi.
  • Coba latihan pernapasan dalam untuk menenangkan pikiran.
  • Jangan terlalu banyak berpikir atau stres berlebihan, karena bisa memperburuk kondisi asam lambung.


Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun banyak penyebab asam lambung dapat diatasi sendiri, ada kondisi yang memerlukan penanganan medis. Segera konsultasikan ke dokter jika:

  • Gejala asam lambung terjadi lebih dari 2 kali seminggu
  • Pengobatan mandiri tidak efektif
  • Muncul gejala seperti kesulitan menelan, muntah darah, atau penurunan berat badan tanpa sebab
  • Nyeri dada yang parah, yang kadang bisa disalahartikan sebagai serangan jantung

Asam lambung yang kambuh terus-terusan memang bikin nggak nyaman, bahkan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Apalagi kalau sampai butuh pengobatan rutin atau pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit. Biaya konsultasi dokter, pemeriksaan medis, dan obat-obatan bisa jadi pengeluaran yang tidaklah sedikit, terlebih jika tidak dipersiapkan dari awal.

Makanya, punya perlindungan kesehatan itu penting. Nggak ada yang mau sakit, tapi kalau sampai terjadi, setidaknya Anda nggak perlu khawatir soal biaya. 

Dengan asuransi kesehatan dari Chubb, Anda bisa fokus pada pemulihan tanpa terbebani tagihan rumah sakit. Chubb selalu ada #TogetherWithYou, memberikan perlindungan yang bisa diandalkan kapan pun Anda membutuhkannya. 

Yuk, cari tahu lebih lanjut soal asuransi perlindungan kesehatan dari Chubb yang sesuai dengan kebutuhan Anda! 

 

Referensi:

  • WEBMD. Diakses pada 2025. Acid Reflux Disease

  • NHS. Diakses pada 2025. Heartburn and acid reflux

  • EMC. Diakses pada 2025. Understanding the 6 Steps of First Aid for Gastric Acid Reflux Disease

  • Cleveland. Diakses pada 2025. Acid Reflux & GERD

 

 

related product