Family Care
Selama hamil, setiap tegukan atau suapan rasanya jadi penuh pertimbangan. “Apakah ibu hamil boleh minum kopi? Makan mi instan? Atau makan nanas?”. Akibatnya, banyak ibu hamil merasa kebingungan dan bertanya-tanya apakah ini fakta atau mitos belaka.
Maka dari itu, artikel ini akan membedah beberapa pertanyaan populer seputar makanan dan minuman untuk ibu hamil berdasarkan fakta medis dan panduan kesehatan agar Anda bisa makan dan minum dengan lebih tenang selama masa kehamilan.
Kehamilan sering kali dipenuhi berbagai nasihat dan larangan, mulai dari saran medis hingga mitos turun-temurun. Karena itulah banyak ibu hamil yang bingung membedakan mana yang benar dan mana yang hanya rumor. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh pertanyaan populer seputar makanan dan minuman untuk ibu hamil lengkap dengan penjelasan berbasis fakta.
Menurut American Pregnancy Association, kafein dapat meningkatkan tekanan darah, detak jantung, dan frekuensi buang air kecil. Selain itu, bayi di dalam kandungan juga belum mampu memproses kafein seefektif orang dewasa— sehingga meski jumlahnya kecil, itu bisa memengaruhi pola tidur atau gerakannya.
Karena itu, beberapa tenaga medis menyarankan ibu hamil untuk mengurangi asupan kafein maksimal 200 mg per hari, baik dari kopi, teh, matcha, soda, cokelat, atau minuman energi. Tetap yang terbaik, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Stres Saat di Kantor Bagi Ibu Hamil
Dari laman Klikdokter, fakta menyebutkan bahwa tidak ada larangan medis bagi ibu hamil untuk mengonsumsi mi instan. Meski begitu, makanan ini sebaiknya tidak dijadikan menu rutin. Alasannya karena mi instan umumnya tinggi karbohidrat, natrium, dan mengandung bahan pengawet yang kurang baik untuk kesehatan ibu maupun perkembangan janin.
Untuk opsi yang lebih aman dan sehat, Anda bisa mengurangi bumbunya atau menggantinya dengan rempah alami. Tambahkan sayuran segar seperti sawi, wortel, atau selada untuk serat, serta sumber protein seperti telur atau daging.
Paracetamol adalah obat yang umum digunakan untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam. Paracetamol tergolong aman dikonsumsi oleh ibu hamil maupun menyusui selama dosisnya sesuai anjuran dokter—bukan kehendak sendiri. Namun, penggunaannya harus hati-hati, terutama pada trimester pertama kehamilan.
Meski tergolong aman, sebaiknya obat ini tidak menjadi pilihan pertama untuk keluhan ringan. Alternatif alami seperti istirahat cukup, mengonsumsi jahe, atau terapi relaksasi lebih disarankan.
Mengutip Healthline, mengonsumi makanan pedas saat hamil 100% aman dan tidak membahayakan janin. Mitos bahwa makanan pedas bisa menyebabkan keguguran atau membuat bayi lahir botak tidak memiliki dasar ilmiah maupun bukti medis.
Namun, perlu diingat bahwa makanan pedas dapat memicu ketidaknyamanan seperti mulas, maag, atau gangguan pencernaan. Penelitian juga menunjukkan bahwa pola makan ibu dapat memengaruhi rasa cairan ketuban sehingga bayi mungkin mengenali dan menyukai rasa-rasa tertentu setelah lahir.
Baca Juga: Pahami 6 Daftar Persiapan untuk Melahirkan
Ibu hamil boleh saja makan sate, asalkan daging atau ikan yang digunakan benar-benar matang hingga ke bagian dalam. Ini untuk memastikan bakteri berbahaya seperti E. coli, Salmonella, Campylobacter, atau Listeria yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan membahayakan kesehatan ibu maupun janin sudah mati.
Namun, risiko tetap bisa muncul kalau sate dibakar setengah matang atau masih ada bagian daging yang mentah.
Nanas memang mengandung enzim bromelain yang bisa menimbulkan efek tidak aman seperti perdarahan. Namun dalam nanas jumlahnya sangat sedikit sehingga tidak memengaruhi kehamilan. Jadi, ibu hamil boleh saja makan nanas selama dikonsumsi dalam jumlah wajar.
Mitos yang menyebutkan bahwa nanas dapat menyebabkan keguguran atau mempercepat persalinan tidak didukung bukti ilmiah. Prinsip yang sama juga berlaku untuk buah lain yang sering “dituduh” berbahaya, seperti durian, nangka, dan salak.
Ibu hamil memang sebaiknya menghindari makanan yang menggunakan ikan mentah atau setengah matang—sekalipun dari ikan segar berkualitas tinggi, disimpan dalam suhu beku, dan disajikan secara higienis. Sushi mentah tetap berisiko mengandung bakteri, parasit, maupun merkuri.
Saat hamil, sistem kekebalan tubuh cenderung menurun sehingga lebih rentan terkena infeksi. Infeksi ini dapat memicu berbagai komplikasi serius, mulai dari keguguran, kelahiran prematur, infeksi rahim, hingga kematian janin. Jika ingin makan sushi saat hamil, pilih sushi yang menggunakan bahan matang sepenuhnya, seperti sushi dengan telur atau tempura.
Baca Juga: Agar Anak Sehat Dan Cerdas, Mari Cegah Stunting Sejak Dini
Menjaga pola makan selama kehamilan bukan berarti harus membatasi diri berlebihan, tapi lebih pada memilih makanan yang sehat, aman, dan bergizi untuk ibu dan bayi. Ingat, informasi yang beredar belum tentu benar—penting untuk memeriksanya pada sumber yang terpercaya.
Selain menjaga apa yang Anda makan, penting juga untuk menyiapkan perlindungan finansial jika menghadapi kondisi medis tak terduga. Health Protection dari Chubb Life Indonesia hadir sebagai dukungan yang selalu bisa diandalkan sehingga Anda bisa fokus pada kesembuhan dan perawatan terbaik untuk diri sendiri dan buah hati. Pelajari lebih lanjut tentang perlindungan kesehatan Chubb di sini!