Family Care
Anda mungkin sudah memastikan anak mendapat semua vaksin dasar sesuai jadwal. Namun, tahukah Anda bahwa perlindungan dari vaksin tidak berlangsung seumur hidup? Inilah alasan kenapa vaksin booster untuk anak diperlukan.
Mari pelajari lebih dalam mengenai apa itu vaksin booster, kenapa dibutuhkan, dan dampaknya jika terlewat.
Menurut Kids Health, vaksin booster adalah dosis tambahan yang diberikan setelah seseorang menerima vaksin utama, yang biasa disebut dosis primer atau primary series jika diberikan serangkaian.
Tujuannya adalah membantu sistem imun meningkatkan perlindungan yang sudah terbentuk sebelumnya.
Kemudian, EBSCO menjelaskan bahwa dosis booster yang diberikan umumnya lebih kecil daripada vaksin pertama dan tidak semua jenis vaksin memerlukan booster.
Frekuensi pemberiannya pun bisa berbeda-beda tergantung jenis vaksin, kondisi kesehatan anak, atau faktor lainnya.
Seperti yang digambarkan Kidsville Pediatrics, vaksin booster itu mirip dengan “servis rutin” pada kendaraan. Sama seperti mesin yang perlu dirawat agar tetap bekerja optimal, sistem imun juga memerlukan booster untuk mempertahankan kemampuannya melawan penyakit.
Baca Juga: Penyakit yang Tidak Dilindungi Asuransi Kesehatan
Pemberian vaksin untuk anak—termasuk booster—merupakan langkah penting untuk memastikan anak mendapat perlindungan yang optimal. Berikut ini adalah manfaat vaksin booster untuk anak yang perlu Anda pahami.
Kekebalan dari beberapa vaksin dasar dapat menurun seiring waktu sehingga tubuh anak menjadi lebih rentan pada penyakit. Dalam hal ini, vaksin booster berfungsi untuk “mengaktifkan ulang” sistem imun agar tetap waspada dan mampu merespons ancaman infeksi dengan cepat.
Beberapa penyakit dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti kerusakan otak, masalah jantung, atau bahkan kematian. Perlindungan yang berkelanjutan dapat meminimalkan risiko ini dengan menjaga sistem kekebalan tetap optimal dalam jangka panjang.
Ketika angka vaksinasi menurun, penyakit yang dulunya jarang ditemui bisa muncul kembali dan menyebabkan wabah. Pada kasus semacam ini, vaksin booster membantu mempertahankan kekebalan kelompok (herd immunity) yang menjadi kunci untuk mencegah kemunculan kembali penyakit yang dapat dicegah.
Tidak semua orang bisa mendapatkan vaksin, misalnya bayi yang masih terlalu kecil atau individu dengan sistem kekebalan lemah. Anak yang mendapatkan vaksin booster berkontribusi pada perlindungan komunitas sehingga kelompok rentan tetap aman dari penularan penyakit.
Beberapa sekolah dan tempat penitipan anak memiliki persyaratan vaksinasi dan booster tertentu sebelum menerima siswa. Dengan memastikan jadwal booster anak terpenuhi, Anda menghindari hambatan administrasi dan menjaga kelancaran aktivitas pendidikan anak.
Baca Juga: 4 Daftar Cek Kesehatan yang Harus Dilakukan Menjelang Akhir Tahun
Berikut ini adalah jenis-jenis vaksin anak yang penting untuk dipastikan mendapat booster, lengkap dengan fungsinya dan waktu pemberiannya.
Vaksin ini melindungi dari tiga penyakit bakteri berbahaya, yakni difteri, batuk rejan (pertusis), dan tetanus. Booster DPT biasanya diberikan pada usia 4–6 tahun sebagai dosis kelima dalam rangkaian imunisasi anak.
Polio dapat menyebabkan kelumpuhan serius jika tidak dicegah. Maka dari itu, booster IPV perlu diberikan saat anak berusia 4–6 tahun, sebagai dosis keempat untuk menjaga kekebalan tubuh anak terhadap virus polio.
Vaksin kombinasi ini memberikan perlindungan terhadap campak, gondongan, dan rubella. Booster MMR biasanya diberikan pada usia 4–6 tahun untuk memastikan kekebalan yang tahan lama.
Untuk memperkuat perlindungan terhadap cacar air, anak diberikan booster Varisela pada usia 4–6 tahun setelah dosis pertama di usia toddler.
Vaksin flu musiman perlu diulang setiap tahun karena virus flu terus bermutasi. Anak bisa mulai mendapatkan dosis rutin tahunan setelah usia 6 bulan.
Vaksin ini mencegah infeksi HPV penyebab kanker serviks dan kutil genital. Booster HPV diberikan dalam 2 hingga 3 dosis—tergantung usia pertama kali vaksinasi.
Baca Juga: 3 Alasan Si Kecil Juga Butuh Asuransi Kesehatan
Seperti yang telah disebutkan, tidak semua vaksin memerlukan booster. Alasannya adalah karena kekebalan yang diperoleh dari vaksin berbeda-beda, beberapa jenis bertahan lebih lama dibanding yang lain.
Perbedaan ini biasanya dipengaruhi oleh karakteristik virus atau bakteri yang menjadi target vaksin tersebut. Juga tingkat mutasi atau kecepatan virus berkembang biak.
Selain itu, ada kondisi tertentu dapat membuat seseorang memerlukan booster tambahan, meskipun terhadap virus yang relatif stabil. Contohnya, bekerja di sektor kesehatan atau bepergian ke negara dengan tingkat vaksinasi rendah. Ini diperlukan sebagai perlindungan tambahan.
Baca Juga: Apa Itu Generasi Sandwich? Mengenal Tantangan dan Solusinya
Jika tidak mendapatkan vaksin booster, perlindungan yang dimiliki anak terhadap penyakit tertentu bisa menurun seiring waktu. Sistem kekebalan tubuh yang mulanya cukup kuat melawan virus atau bakteri penyebab penyakit, bisa melemah sehingga anak lebih rentan tertular. Namun, risiko ini bervariasi tergantung jenis penyakitnya.
Selain risiko kesehatan pribadi, tidak melengkapi vaksin booster juga berdampak pada herd immunity (kekebalan kelompok). Jika terlalu banyak anak tidak memiliki kekebalan yang memadai, penyakit yang sebelumnya terkendali dapat kembali menyebar.
Jadi, vaksin booster untuk anak bukan sekadar tambahan suntikan, ya! Ini termasuk langkah penting untuk memberi perlindungan optimal terhadap penyakit berbahaya.
Namun, untuk perlindungan yang lebih menyeluruh, jangan lupa lengkapi juga dengan Health Protection dari Chubb Life Indonesia yang dapat membantu biaya pengobatan jika anak sakit.
Dengan begitu, Anda dapat fokus pada pemulihan tanpa khawatir soal biaya. Yuk, segera daftarkan diri Anda dan keluarga!