Family Care
Remaja adalah kelompok usia yang rentan terhadap berbagai tekanan, baik dari lingkungan keluarga, teman sebaya, maupun tuntutan sosial dan akademis.
Kondisi ini seringkali membuat mereka kesulitan untuk mengatasi perasaan cemas, depresi, dan stres. Hingga akhirnya, tekanan tersebut berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka.
Di Indonesia, di mana pembicaraan tentang kesehatan mental seringkali dianggap tabu atau kurang diperhatikan menyebabkan remaja kesulitan untuk mencari dukungan yang mereka butuhkan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali macam-macam gangguan mental pada remaja agar mereka bisa mendapatkan perhatian lebih awal.
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang macam-macam penyakit mental yang sering terjadi pada remaja:
Gangguan kecemasan pada remaja ditandai dengan rasa takut yang berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu mengancam, seperti ujian sekolah atau pergaulan sosial.
Ketakutan ini sulit dikendalikan dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala yang sering muncul adalah gemetar, keringat dingin, bahkan serangan panik.
Remaja dengan gangguan ini mungkin akan menghindari situasi yang dianggap menakutkan, tetapi hal ini justru membuat kecemasan semakin meningkat.
Depresi pada remaja lebih dari sekadar merasa sedih sesekali. Depresi adalah perasaan putus asa yang mendalam, diikuti dengan hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai.
Remaja dengan gangguan depresi cenderung menarik diri dari teman dan keluarga serta merasa tidak ada harapan untuk masa depan.
Risiko bunuh diri sangat tinggi pada tahap depresi yang berat, sehingga deteksi dini sangat penting.
OCD pada remaja menyebabkan mereka mengalami pemikiran atau perilaku berulang yang tidak dapat dikendalikan.
Misalnya, keharusan untuk mencuci tangan berulang kali atau mengatur barang secara berlebihan.
Gangguan ini dapat sangat mengganggu kehidupan sehari-hari remaja, karena mereka merasa terpaksa mengikuti ritual tertentu untuk mengurangi kecemasan yang mereka rasakan.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Curhat Yang Bisa Membantu Anda Menjaga Kesehatan Mental
Tekanan lingkungan dan standar kecantikan media sosial kerap memicu gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
Mereka mungkin merasa terobsesi dengan berat badan dan bentuk tubuh, bahkan sampai mengabaikan kebutuhan gizi tubuh mereka.
Gangguan makan ini dapat memiliki dampak serius pada kesehatan fisik dan mental mereka.
ADHD adalah gangguan yang membuat remaja sulit fokus, impulsif, dan hiperaktif.
Mereka mungkin kesulitan untuk duduk tenang di kelas, menyelesaikan tugas, atau mengikuti aturan yang ada.
Gangguan ini dapat mempengaruhi prestasi akademik dan hubungan sosial, yang bisa memperburuk kepercayaan diri mereka.
Pengalaman traumatis seperti kekerasan, bullying, atau kejadian mencekam dapat memicu PTSD.
Mereka seringkali mengalami kilas balik atau mimpi buruk tentang peristiwa tersebut, yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala ini dapat bertahan lama setelah peristiwa traumatis tersebut terjadi.
Baca Juga: 7 Rutinitas untuk Menjaga Kesehatan Mentalmu! | Chubb Life Indonesia
Sindrom tourette adalah gangguan neurologis yang menyebabkan penderita melakukan tic atau gerakan atau ucapan berulang yang tidak bisa dikendalikan.
Tic ini bisa mencakup beberapa hal, umumnya berupa gerakan fisik seperti menggelengkan kepala, mengedipkan mata, atau mengangkat bahu, serta ucapan seperti mencaci atau mengeluarkan kata-kata kasar tanpa disengaja.
Sindrom ini lebih umum terjadi pada anak laki-laki dan seringkali muncul pada usia antara 2 hingga 15 tahun, meskipun gejala dapat muncul pada usia yang lebih muda atau lebih tua.
Meskipun jarang, skizofrenia dapat mulai muncul pada usia remaja akhir.
Gangguan ini menyebabkan remaja kesulitan membedakan antara kenyataan dan halusinasi.
Mereka mungkin mendengar suara-suara atau melihat hal-hal yang tidak ada sehingga mengganggu kehidupan mereka. Di Indonesia, kondisi ini kadang diartikan sebagai kesurupan.
Mirip dengan skizofrenia, gangguan ini membuat penderita kesulitan membedakan antara kenyataan dengan halusinasi.
Penyebab gangguan psikotik sering kali terkait dengan ketidakseimbangan zat kimia di otak, seperti dopamin dan serotonin, yang berperan dalam mengatur suasana hati, persepsi, dan perilaku seseorang.
Selain itu, kelelahan fisik yang parah atau kondisi mental yang terganggu, seperti stres berlebihan atau trauma, juga dapat memicu gangguan psikotik.
Gejalanya meliputi delusi, halusinasi, serta perilaku atau ucapan yang tidak terorganisir dengan baik.
Gangguan psikosomatis adalah kondisi di mana faktor psikologis, seperti kecemasan, stres, atau depresi, menyebabkan masalah fisik yang nyata pada tubuh.
Misalnya, seseorang yang sangat cemas bisa merasakan gejala fisik seperti sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, atau sesak napas, meskipun tidak ada kondisi medis fisik yang mendasarinya.
Gangguan factitious adalah kondisi di mana seseorang berpura-pura atau membuat-buat gejala penyakit fisik atau psikologis. Sering kali dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian atau merasakan perhatian medis.
Mereka tidak ragu menyakiti diri sendiri untuk mendapatkan perhatian atau menjalani prosedur medis yang tidak perlu.
Gangguan pengendalian impuls mengarah pada perilaku yang tidak terkendali, seperti agresi atau tindakan destruktif lainnya.
Remaja dengan gangguan ini mungkin sulit menahan dorongan untuk bertindak, yang seringkali berisiko atau merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Gangguan disosiatif menyebabkan remaja merasa terputus dari kesadaran diri mereka.
Mereka mungkin merasa tidak memiliki identitas yang jelas atau tidak dapat mengingat kejadian-kejadian penting dalam hidup mereka.
Gangguan ini dapat mengganggu hubungan sosial dan kemampuan mereka untuk berfungsi secara normal.
Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Kesehatan Mental Penting bagi Remaja
Penting bagi orang tua dan lingkungan sekitar untuk lebih peduli terhadap tanda-tanda gangguan mental pada remaja.
Kesehatan mental remaja memang harus mendapat perhatian serius, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesehatan fisik yang terlihat juga sama pentingnya untuk dijaga.
Dengan asuransi perlindungan kesehatan dari Chubb, Anda bisa melindungi diri dari risiko penyakit fisik dan cedera yang tak terduga.
Karena #SepentingItu memiliki perlindungan yang tepat, agar Anda bisa lebih fokus menjaga kesejahteraan fisik dan mental, demi masa depan yang lebih baik.