Lompat ke konten utama
Kesehatan Finansial

Pentingnya Mempersiapkan Dana Pensiun Bagi Milenial

03/2023
people laughing while working

Merasa dana pensiun bukan prioritas lantaran usia masih muda? 

Sebaiknya Anda berpikir ulang. Terutama jika Anda menghitung dana yang dibutuhkan untuk hidup saat sudah tidak bekerja lagi alias pensiun.

Rahma Mieta Mulia dari lembaga perencana keuangan Oneshildt punya contoh hitungannya. Dalam artikel bertajuk Alasan Perlunya Menyiapkan Dana Hari Tua Sejak DIni, dia mencontohkan kebutuhan dana pensiun untuk seseorang berusia 30 tahun yang ingin pensiun pada usia 55 tahun. Dengan biaya hidup Rp 5 juta per bulan dan asumsi inflasi 7 persen serta usia harapan hidup 75 tahun, orang tersebut butuh dana hari tua Rp 7,8 miliar. Cukup besar bukan?

Namun, banyak milenial yang kurang sadar akan pentingnya dana pensiun. Riset Otoritas Jasa Keuangan pada 2019 menyimpulkan milenial usia 18-25 hanya memiliki tingkat literasi 32,1 persen. Adapun milenial 25-35 tahun tingkat literasinya 33,5 persen. Bahkan, secara keseluruhan, OJK menyebut hanya 6 persen masyarakat Indonesia yang punya dana pensiun.

Lantas bagaimana cara menyiapkan dana pensiun. Berikut caranya:

 

1. Siapkan Tabungan Dana Pensiun

Untuk menyiapkan tabungan dana pensiun, Anda perlu menentukan target usia pensiun. Sebab, itu akan mempengaruhi dana yang dibutuhkan saat pensiun. Contohnya jika orang itu ingin pensiun di usia 55 dengan usia harapan hidup 75 tahun, maka dia harus mempersiapkan dana pensiun untuk masa waktu 20 tahun.

Dari 20 tahun masa pensiun tersebut dihitung kira-kira berapa kebutuhannya per tahun. Umumnya gaji karyawan sudah dipotong 8 persen untuk Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan dan produk DPLK. Namun, nilai tersebut tidak cukup. Secara umum, para perencana keuangan menyarankan untuk menyisihkan 15-20 persen dari total gaji untuk tabungan dana pensiun.

 

2. Jangan Konsumtif

Data Indonesia Millennial Report 2019 mencatat 51,1 persen uang milenial dihabiskan untuk keperluan konsumtif. Hanya 10,7 persen dana mereka ditabung dan 2 persen untuk investasi. Jika Anda termasuk milenial yang doyan menghabiskan uang untuk keperluan konsumtif, mulai sekarang tidak ada salahnya untuk mengeremnya. Caranya, dengan membuat skala prioritas dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Kebutuhan merupakan sesuatu yang penting dan harus dipenuhi seperti sandang, pangan, dan papan. Sedangkan keinginan bukan sesuatu yang penting dan bisa ditunda. Misalnya, kebiasaan minum kopi di kafe kekinian. Ketimbang minum kopi di kafe kekinian seminggu sekali, sebaiknya Anda mengalokasikan dana tersebut untuk tabungan pensiun.

 

3. Hindari Utang

Saat pensiun, sebaiknya Anda sudah tidak lagi terbebani utang. Jika utang masih membelit saat pensiun, Anda bakal kesulitan membayarnya. Pasalnya, ketika pensiun Anda sudah tidak lagi menerima penghasilan yang diperoleh dari bekerja. Karena itu, sebelum pensiun Anda harus memastikan sudah tidak punya utang. Cicilan kendaraan hingga rumah sebaiknya sudah lunas sebelum Anda pensiun.

Untuk mencegah berutang, Anda bisa melakukannya dengan mengurangi perilaku konsumtif. Sebab, perilaku konsumtif biasanya menghasilkan utang. Sejak dini, hindari utang sekecil apapun jika tidak mendesak. Utang yang kecil bisa menggunung jika tidak dilunasi. Apalagi jika Anda tidak pandai mengelola keuangan. Saat pensiun pun, Anda sebaiknya tidak meminjam uang.

 

4. Siapkan Dana Darurat

Dana darurat penting agar tabungan pensiun Anda tidak terusik jika ada kebutuhan mendesak dan tidak terduga. Misalnya jika Anda atau keluarga sakit. Anda bisa memakai dana darurat tersebut alih-alih mengambil dana tabungan untuk pensiun.

Dana darurat yang harus disiapkan biasanya 3 hingga 6 bulan rata-rata pengeluaran per bulan. Namun, saat pandemic Covid-19, dana darurat yang disiapkan minimal 6 hingga 12 bulan. Nilai itu diperlukan dengan asumsi Anda single. Jika Anda sudah menikah, bahkan memiliki anak, dana darurat yang disiapkan tentu lebih besar dari itu.

 

5. Investasi

Selain menyiapkan tabungan dana pensiun, Anda bisa investasi untuk mengumpulkan dana persiapan menjelang hari tua. Karena sifatnya jangka panjang, Anda disarankan berinvestasi pada produk-produk berisiko tinggi dengan tingkat pengembalian hasil yang tinggi. Selain itu, produk investasi tersebut sebaiknya tidak tergerus inflasi.

Beberapa instrumen investasi yang disarankan adalah saham, properti, emas atau reksa dana. Reksa dana dianjurkan untuk Anda yang tidak mengerti saham. Sebab, reksa dana dikelola manajer investasi. Anda hanya perlu menyetor dana ke manajer investasi. Setelah itu manajer investasi yang mengelola dana investasi Anda. Adapun investasi yang tidak disarankan adalah produk perbankan seperti deposito. Kamu juga tak perlu modal jutaan untuk berinvestasi di reksa dana.

Bagaimana, setelah membaca penjelasan di atas, masih berpikir dana pensiun tidak penting?



Link foto: https://unsplash.com/photos/1K8pIbIrhkQ

Link foto: https://unsplash.com/photos/g1Kr4Ozfoac

Link foto: https://unsplash.com/photos/67GC0YaeGQc