X
Lompat ke konten utama
Kesehatan Finansial

Gaji Dipotong Karena Pandemi, Berikut Cara Mengatur Keuangan

03/2023
group agreement

Pandemi Covid-19 yang terjadi pada sepanjang tahun 2020 melumpuhkan perekonomian. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Dikutip dari Detik.com, data kementerian keuangan memaparkan bahwa pandemi menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran sebanyak 2,67 juta orang. Sehingga, pada November 2020 ada total 9,77 juta pengangguran yang ada di seluruh Indonesia.

Selain PHK, beberapa perusahaan juga melakukan efisiensi agar tetap bertahan, salah satunya adalah pemotongan gaji karyawan. Langkah tersebut tentu membuat pendapatan karyawan menjadi berkurang. Apakah Anda termasuk salah satu yang terkena pemotongan gaji? Lalu, bagaimana cara Anda bertahan hidup dengan pendapatan yang berkurang dari biasanya. Berikut skema perencanaan keuangan saat terkena pemotongan gaji.

 

1. Cek dan atur skala prioritas keuangan

Berkurangnya pendapatan bulanan tentu memengaruhi pengeluaran Anda. Oleh karena itu, cek dan atur ulang kebutuhan Anda. Tetap utamakan kebutuhan pokok seperti pangan, bayar listrik, air, dan juga internet. Lalu, sisihkan pula untuk sedekah dan juga asuransi. Selanjutnya, Anda bisa mulai mengurangi belanja-belanja yang tidak terlalu diperlukan, dan mulai prioritaskan menabung dan juga menyimpan dana darurat.

 

2. Lakukan efisiensi pengeluaran

Belum ada titik terang kapan pandemi segera berakhir, kasus positif masih terus melonjak di Indonesia. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih mungkin dilakukan hingga vaksin diluncurkan. Dengan adanya PSBB, kemungkinan WFH masih akan dijalankan. Sebenarnya WFH menjadi sebuah keuntungan bagi karyawan yang terkena pemotongan gaji. Sebab, artinya Anda tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi, uang parkir, bayar tol, dan lainnya. Termasuk juga biaya makan di luar dan biaya liburan. Selain itu, prioritaskan kebutuhan primer, lalu kurangi kebutuhan sekunder dan tersier. Social distancing membuat gerak menjadi terbatas, artinya Anda tidak akan sering jalan-jalan ke mall, pergi ke salon, atau kegiatan lainnya. Ini membuat Anda bisa menekan pengeluaran, bahkan bisa menabung atau menyisihkan untuk dana darurat.

 

3. Utamakan membayar utang dan cicilan

Utang dan cicilan tetap menjadi hal yang utama selain kebutuhan primer harian Anda. Sebab, jika Anda menunda membayarnya, Anda justru akan terjebak ke situasi yang lebih buruk, apalagi pendapatan berkurang. Jika Anda konsisten memprioritaskan kebutuhan primer dibanding kebutuhan lainnya, Anda akan tetap bisa menyisihkan untuk utang dan cicilan.

 

Baca juga: 10 Tips Keuangan Anda Stabil Selama Pandemi

 

4. Restrukturisasi utang dan cicilan

Jika pemotongan gaji yang Anda alami hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, sedangkan Anda mempunyai cicilan atau utang, Anda bisa merestrukturisasi hal tersebut. Contohnya, Anda bisa mengajukan keringanan di bank untuk cicilan rumah. Atau, Anda bisa melakukan over kredit untuk cicilan mobil atau motor.

 

5. Cari penghasilan tambahan

Ketika pendapatan berkurang secara signifikan, namun pendapatan tetap tersebut tidak cukup untuk kehidupan Anda atau bahkan menabung, artinya Anda perlu mencari penghasilan tambahan. Ada banyak peluang yang Anda bisa lakukan untuk menambal kebutuhan.

Contohnya, Anda bisa mulai untuk berjualan barang-barang yang akan laku selama pandemi ini. Makanan, perlengkapan rumah tangga, perlengkapan WFH, atau bahkan perlengkapan yang berhubungan dengan kebersihan bisa menjadi peluang Anda.

Bila tidak mempunyai modal yang cukup, Anda bisa menjadi reseller atau bahkan drop-shipper. Selain itu, Anda juga bisa melakukan penjualan dengan sistem pre-order. Anda tidak perlu mengeluarkan modal banyak, hanya perlu manfaatkan media sosial untuk mempromosikan jualan Anda.

 

 

related product