Lompat ke konten utama

Siapapun dapat bermimpi untuk menjalani masa pensiun yang menyenangkan. Salah satu cara terbaik untuk meraih tujuan tersebut adalah dengan mengumpulkan dana pensiun yang cukup untuk menjalani sisa masa kehidupan Anda dengan nyaman.

Dana pensiun adalah aset lancar yang dipersiapkan sejak dini dan dicairkan setelah seseorang pensiun. Dana pensiun dimanfaatkan untuk membantu Anda untuk merdeka secara finansial pada masa pensiun. Namun, bagaimana Anda dapat mulai mengumpulkan dana pensiun? Lalu berapa besaran ideal dana pensiun yang harus Anda miliki? Dan, apa yang harus Anda lakukan untuk mempersiapkan masa pensiun yang ideal?

Risiko-risiko di Masa Pensiun

Bayangkan skenario sebagai berikut: Anda merasa bahagia di usia pensiun karena Anda tidak perlu bekerja lagi. Kendati demikian, ketika memasuki usia pensiun juga berarti Anda tak akan lagi memperoleh gaji bulanan dari perusahaan yang mempekerjakan Anda. Pada usia pensiun, anak-anak Anda mungkin sudah menikah dan berkeluarga, dan karena sudah terikat komitmen tersebut, mereka tak lagi bisa membiayai kebutuhan hidup dan pengeluaran Anda sehari-sehari lagi seperti sebelumnya. Padahal, sampai usia pensiun sekalipun, Anda tentu masih memiliki kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi.

Ini merupakan fenomena yang awam di masyarakat kita. Kebanyakan orang yang tidak merencanakan maupun tidak cukup menabung untuk persiapan masa pensiun akhirnya terpaksa hidup seadanya. Ada beberapa pertimbangan dan risiko yang dapat Anda alami sebelum dan sepanjang masa pensiun. Oleh karena itu, sebelum Anda memasuki usia pensiun, pertimbangkanlah risiko-risiko berikut ini dan lakukan antisipasi sejak jauh-jauh hari.

1. Tetap Bekerja setelah Pensiun

Warren Buffett, investor ternama yang juga salah satu orang terkaya di dunia pernah berkata, “jika Anda tidak dapat menemukan cara untuk menghasilkan uang pada saat Anda tidur, maka Anda akan terus bekerja sampai Anda meninggal dunia”. Perkataan tersebut dapat menggambarkan para lansia yang yang memutuskan atau memang masih harus bekerja di usia pensiun. Banyak di antara mereka yang sudah tak lagi produktif seperti ketika masih muda. Kondisi fisik dan mental mereka pun semakin rentan terhadap tekanan dan beban pekerjaan mereka.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah lansia di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2019 saja, jumlah penduduk lansia sudah melebihi 25 juta jiwa. Hampir separuh populasi penduduk lansia (49,39%) masih aktif bekerja. Data ini menunjukkan bahwa satu dari dua lansia di Indonesia masih harus bekerja untuk menafkahi hidup mereka, di mana banyak di antara mereka yang tidak punya pilihan lain.

2. Mengidap penyakit kritis

Seiring bertambahnya usia, Anda akan menjadi semakin lemah, dan Anda menjadi kian rentan mengalami beragam masalah kesehatan - baik fisik maupun mental.

Data BPS juga menyebutkan, kondisi keuangan yang sulit dapat memperburuk kesehatan mental dan kesejahteraan hidup. Para lansia seringkali lebih rentan terhadap stres, depresi, kecemasan, hingga terkadang malah gangguan kesehatan mental yang lebih serius seperti Schizophrenia.

Segala masalah kesehatan yang menyerang fisik lansia, dari Kanker sampai patah tulang membutuhkan perawatan medis. Namun, berdasarkan sebuah riset yang dilakukan Willis Towers Watson pada tahun 2020 menunjukkan bahwa biaya medis di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 11% pada tahun 2017, 10,9% pada tahun 2018 dan 10,8% pada tahun 2019. Ini menunjukkan bahwa biaya medis terus meningkat dari tahun ke tahun.

 

3. Terlantar

Banyak orang di usia pensiun yang tinggal seorang diri. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti anak-anak yang sudah tinggal terpisah dengan keluarga mereka, atau mencari nafkah di kota lain, bisa pula karena penelantaran. Hidup seorang diri, para lansia tentu kesulitan memenuhi nafkah dasar mereka karena kekurangan atau tidak punya uang sama sekali. Tanpa kiriman uang dari keluarga atau tabungan yang mencukupi, kondisi mereka dapat memburuk.

Berdasarkan Peraturan Kementerian Sosial (Permensos) No.9 tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial di daerah Provinsi dan di daerah Kabupaten/Kota, lansia terlantar merupakan kelompok masyarakat yang berhak menerima Standar Pelayanan Minimal (SPM) dari pemerintah. SPM ini meliputi pangan, sandang, asrama yang mudah diakses, alat bantu, perbekalan kesehatan, bimbingan fisik, mental spiritual, dan sosial, bimbingan keterampilan hidup sehari-hari, fasilitas pembuatan nomor induk kependudukan, akses ke layanan kesehatan dasar, pelayanan penelusuran keluarga, pelayanan reunifikasi keluarga, hingga pemakaman. Pelayanan ini memang membantu para lansia yang terlantar, namun tentu banyak lansia yang sesungguhnya memimpikan pensiun yang lebih nyaman tanpa khawatir kesulitan keuangan.

4. Meninggal dunia

Kematian adalah suatu keniscayaan, dan tak ada seorangpun yang mengetahui kapan dirinya meninggal dunia.

Apabila Anda hidup lebih lama dari kebanyakan orang Indonesia, tentu Anda akan membutuhkan lebih banyak uang ketika Anda sudah melewati usia pensiun. Di sisi lain, jika Anda meninggal dunia pada usia yang lebih muda atau di usia produktif, Anda harus mempersiapkan dana dalam jumlah yang cukup untuk keluarga dan orang-orang tercinta yang Anda tinggalkan, sehingga mereka tidak kehilangan nafkah setelah Anda meninggal.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa rata-rata angka harapan hidup orang Indonesia adalah sekitar 71,38 tahun. Artinya, jika Anda berusia 35 tahun saat ini, maka Anda memiliki waktu hampir 36 tahun untuk benar-benar mengatur keuangan Anda sedemikian rupa, baik untuk mencapai kestabilan finansial di usia pensiun, atau untuk mempersiapkan perlindungan finansial bagi keluarga setelah Anda meninggal dunia.


Segala risiko dan ketidakpastian di usia pensiun menunjukkan kepada Anda soal pentingnya mempersiapkan masa pensiun anda sedini mungkin. Semakin bertambahnya usia, dana yang dapat anda simpan dan investasikan untuk pensiun mungkin saja makin berkurang. Kewajiban untuk mengurus keluarga, dana pendidikan anak, dan pengeluaran wajib lainnya tentu akan menghabiskan sebagian besar gaji bulanan Anda. Di saat yang sama, Anda masih harus membayar pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan biaya lainnya di usia pensiun. Anda juga memerlukan perawatan kesehatan dan proteksi dari asuransi untuk melindungi Anda di masa-masa sulit.

Mengumpulkan dana pensiun adalah sebuah cara terbaik untuk memastikan Anda memiliki kestabilan finansial pada masa pensiun. Dana pensiun juga dapat dikumpulkan melalui beragam instrumen investasi. Selagi anda merencanakan keuangan untuk masa depan, jangan pernah abaikan segala risiko dan ketidakpastian yang mungkin saja Anda alami sebelum dan pada saat masa pensiun.


Artikel ini ditulis oleh ditulis oleh Aulia Akbar CFP®, Financial Educator dan Periset Lifepal, sebagai bagian dari kolaborasi dengan Lifepal.co.id

 

Tertarik dengan polis asuransi Chubb ini?

Miliki perlindungan untuk hari tua Anda dengan produk dari Chubb Life Indonesia