Lompat ke konten utama
Kesehatan Fisik

Pentingnya Jaga Kesehatan Mental Anak di Tengah Pandemi

03/2023
kid playing toy blocks

Masalah kesehatan mental tidak hanya bisa dialami orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Apalagi, pada masa pandemi COVID-19, yang membuat berbagai aktivitas bermain anak-anak untuk mengeksplor sekitarnya serta bercengkrama bersama teman-temannya menjadi sangat terbatas.

Meski new normal telah digaungkan sejak beberapa bulan lalu, batasan beraktivitas bagi anak-anak masih menjadi perhatian utama. Mereka belum bebas bermain, bersekolah, dan mengunjuungi tempat-tempat yang mereka sukai, seperti kolam renang, playground, dan tempat rekreasi lainnya.

Penelitian yang dilakukan Smantha Brooks pada pertengahan Juni 2020 menemukan, post-traumatic stress symptom (PTSS) meningkat kepada anak-anak sebesar 28-34%, dan tercatat 20% dari subyek penelitian tersebut bahkan mengalami ketakutan saat menjalani karantina di rumah.

Beragam masalah kesehatan mental pun bermunculan, seperti depresi, kehilangan mood, mudah tersinggung, insomnia, hingga kelelahan secara emosi. Apabila hal tersebut tidak diatasi secara serius tentu akan memunculkan masalah serius bagi perkembangan anak pada masa depan.

Ketty Murtini, Psikolog dari Biro Psikologi Metafora Purwokerto, seperti dikutip dari Merdeka.com edisi 30 Juni 2020, mengatakan, penting bagi orang tua untuk menjaga kesehatan mental anak agar mereka tetap merasa nyaman dan bahagia.

Menurut dia, perlu peran aktif orang tua untuk mengatasi masalah itu. Hanya saja, para orang tua juga perlu memastikan dirinya juga sehat mental dan bahagia sehingga pada akhirnya dapat menularkan rasa positif tersebut kepada anak-anak mereka.

Setidaknya ada dua faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental anak. Berikut ini adalah contoh-contohnya.

 

Menjaga Kesehatan mental anak di tengah ketidakpastian

Saat ini, tidak ada yang tahu kapan pandemi COVID-19 berakhir. Hal itulah yang pada akhirnya dapat memunculkan ketidakpastian, termasuk bagi anak-anak. Dengan adanya pembatasan sosial yang masih berlangsung hingga sekarang, terkadang anak sering bertanya kepada orang tuanya kapan bisa bermain di luar rumah bersama teman-temannya secara bebas atau bahkan kembali bersekolah.

Akibatnya, ketidakpastian ini akan membuat anak-anak cemas sehingga memunculkan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Belum lagi, kalau anak-anak kita sebelumnya terbiasa bermain bebas secara rutin bersama teman-temannya.

 

Menghadapi kelelahan orang tua

Salah satu aktivitas yang dapat menguras energi orang tua pada masa pandemi adalah menemani sang anak mengikuti kelas online. Hal ini terkadang dapat memunculkan kelelahan dan memincu kemarahan orang tua yang tanpa disadari justru telah diluapkan kepada anak.

Pada akhirnya sang anak pun akan merasa tertekan dan memicu permasalah mental pada diri mereka. Oleh karenanya, penting bagi orang tua juga menjaga emosi ketika dilanda kelelahan ketika harus beraktivitas di tengah rutinitas pekerjaan dan saat berhadapan dengan anak di rumah.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak di tengah pandemi.

 

1. Kelola kecemasan diri

Hal utama yang perlu Anda lakukan adalah mengelola kecemasan dalam diri sendiri, sehingga tidak memunculkan pengaruh negatif kepada anak. Sebab, apabila Anda justru sedang merasa cemas akibat ketidakpastian pandemi, biasanya hal tersebut akan memengaruhi aktivitas anak di rumah.

Sebaiknya, luangkan waktu untuk mengelola berbagai masalah tersebut sebelum berkomunikasi dengan anak. Biasanya, salah satu bentuk ekspresi kecemasan yang sering muncul adalah memberikan larangan atau batasan berlebihan kepada anak. Misalnya, anak sama sekali tidak boleh ke luar rumah, atau bahkan bermain di halaman rumahnya sendiri.

 

2. Menjaga rutinitas

Penting juga bagi Anda, sebagai orang tua, untuk menjaga rutinitas anak. Meskipun aktivitas anak berkurang akibat pandemi, sebaiknya Anda mencari cara apa saja yang bisa dilakukan di rumah agar dapat membantu anak merasa lebih tenang.

Misalnya, sediakan waktu bermain bersama anak secara rutin, atau bahkan rencana berolahraga di rumah agar kondisi kesehatan anak tetap terjaga. Selain itu, Anda juga bisa mengatur waktu makan dan tidur anak secara teratur untuk membuat anak-anak tetap ceria dan sehat saat beraktivitas.

Sebaiknya, hindari juga aktivitas-aktivitas pasif, seperti duduk menonton televisi atau membiarkan anak bermain gadget terlalu lama. Sebab, hal tersebut akan membuat mood anak cenderung kurang baik, dan justru dapat membuat kesehatan psikologis mereka tidak berjalan maksimal.

Baca juga: Merawat Kesehatan Mental di Era New Normal

 

3. Bantu anak terhubung dengan teman-temannya

Pandemi COVID-19 membuat aktivitas keluar rumah menjadi terbatas. Meski begitu, Anda bisa membantu anak agar tetap terhubung dengan teman-temannya di luar rumah dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia. Misalnya, Anda bisa mengumpulkan teman-teman sang anak berserta orang tuanya melalui video call, dan biarkan mereka saling bercengkrama satu sama lain di sana.

 

4. Menjadi contoh yang baik

Hal terakhir yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan anak adalah menjadi contoh yang baik. Banyak hal yang bisa ajarkan kepada anak di tengah situasi pandemi COVID-19. Misalnya, Anda dapat memberikan contoh kepada anak bagaimana cara menjaga kesehatan dengan rajin mencuci tangan, atau berolahraga di rumah, hingga melakukan beragam hobi yang menyenangkan di rumah.

Jika anak cenderung memikirkan hal-hal negatif akibat adanya pandemi, bantu mereka untuk berpikir lebih optimistis. Berikan pengertian kepada mereka, meskipun hal buruk terjadi, namun belum tentu apa yang mereka pikirkan itu benar dan ajak selalu anak untuk tetap bersama-sama agar hal-hal buruk tersebut tidak terjadi.

 

Demikianlah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk tetap menjaga kesehatan mental anak di tengah pandemi COVID-19. Selain itu, di tengah situasi yang penuh ketidakpastian seperti sekarang ini, Anda juga dapat melindungi kesehatan keluarga dengan memiliki asuransi kesehatan. Dengan asuransi kesehatan, Anda dapat beraktivitas dengan tenang bersama keluarga, karena asuransi akan memberikan perlindungan terbaik saat ada anggota keluarga yang sakit.

Jadi, yuk, terus jaga kesehatan mental kita dan keluarga, meski kondisi saat ini belum normal sepenuhnya!