Lompat ke konten utama
Kesehatan Fisik

Merawat Kesehatan Mental di Era New Normal

03/2023
woman facemask using phone

Covid-19 tak hanya berbahaya bagi tubuh kita. 

Ada berbagai kondisi-kondisi yang menyertai wabah ini, semisal hilangnya interaksi sosial tatap muka, isolasi, dan stres berkepanjangan--juga mengancam kewarasan kita.

Bagi mereka yang hidup sendiri dan masih tetap harus bekerja dari rumah, physical dan social distancing bisa bikin depresi. Tanpa teman hidup, isolasi di rumah bisa memunculkan perasaan terasing yang bisa membunuh semangat hidup.

Yang sudah berkeluarga pun rentan dilanda penyakit psikologi. Sejumlah riset menunjukkan bahwa banyak pasangan suami-istri yang hubungannya retak lantaran terkurung terlalu lama di dalam rumah. Kebanyakan konflik muncul akibat kombinasi tekanan saat hidup dalam isolasi dan menurunnya penghasilan karena pandemi.

Meskipun membuahkan harapan, kembali bekerja di era new normal juga tetap mengkhawatirkan. Setiap saat, kita dihantui paranoia akan kemungkinan terjangkit virus Covid-19, baik saat berada di transportasi publik atau pun di kantor.

Dalam kondisi serba sulit ini, kewarasan mental harus tetap dijaga. Dengan persiapan yang matang, bukan tidak mungkin era new normal bisa dinikmati sebagaimana kita menikmati hidup sebelum pandemi Covid-19 merebak.

 

1. Berdamai dengan keadaan

Menolak kenyataan atau bersikap seolah-olah vCovid-19 tidak berbahaya merupakan sebuah kesalahan. Ada banyak kasus yang menunjukkan bahwa mereka yang menyepelekan pandemi justru terjangkit virus mematikan itu. Penyesalan mereka terlambat.

Karena itu, yang pertama harus dilakukan ialah berdamai dengan keadaan. Patuhi pembatasan-pembatasan yang wajib berlaku saat pandemi berlangsung. Meskipun karantina berakhir, kewaspadaan harus tetap dijaga. Tetap mencuci tangan dan memakai masker saat keluar rumah. Jadikan kebiasaan baru itu sebagai gaya hidup.

 

2. Bikin proyek-proyek kecil di dalam rumah

Terkurung di dalam rumah seharian penuh akan sangat membosankan jika tidak diisi dengan aktivitas-aktivitas yang membangkitkan semangat. Cobalah untuk membuat proyek-proyek kecil di dalam rumah yang bisa dikerjakan sendiri atau pun bersama pasangan.

Kita, misalnya, bisa menggunakan waktu luang untuk membersihkan isi lemari makan yang berantakan, memperbaiki furnitur yang rusak, mengganti warna cat dinding, membeli tanaman hias, atau sekadar mengganti bola lampu. Jika dikerjakan dengan gembira, proyek-proyek kecil itu bisa bikin menghadirkan mood positif.

 

3. Sisihkan waktu untuk olahraga dan meditasi

Olahraga disarankan sebagai salah satu upaya sederhana yang bisa kita lakukan sendiri untuk meningkatkan sistem imun. Studi membuktikan tubuh yang bugar biasanya menghasilkan jiwa-jiwa yang sehat pula.

Agar klop, kita bisa membarenginya dengan meditasi selama lima atau sepuluh menit. Jika butuh bantuan, ada banyak panduan-panduan dasar meditasi di internet yang bisa dengan mudah di-Google.

 

4. Bermain dan tertawa

Tawa selalu menyembuhkan. Untuk memantiknya, kita bisa nonton film komedi selagi di rumah atau berbagi cerita-cerita lucu di media sosial kita. Ungkit kembali pengalaman konyol bersama sahabat-sahabat lama. Kita juga bisa bermain game untuk mengalihkan pikiran dari stres.

Jangan hanya mengurung diri di rumah. Bangun pagi dan pergilah keluar untuk jalan-jalan santai di sekeliling rumah. Hirup udara segar, nikmati cahaya matahari dan bau hujan. Segarkan kembali pikiran.

 

5. Nikmati kembali hal-hal favorit

Pada era new normal, restoran dan kafe favorit yang biasa kita kunjungi kembali dibuka. Tak ada salahnya untuk sesekali berkunjung dan menikmati makanan atau segelas kopi di tempat-tempat yang biasa kita datangi.

Ajak teman atau sahabat untuk nongkrong. Asalkan tidak berlebihan dan tetap taat protokol kesehatan, bercengkrama bersama rekan kerja masih dimungkinkan. Kita juga bisa mencoba nonton film lagi di bioskop drive in yang kini mulai marak.

 

6. Berbagi cerita dengan orang lain

Wabah Covid-19 menghadirkan banyak halangan dan rintangan. Kesulitan-kesulitan hidup yang muncul juga terkadang seolah tak bisa dihadapi sendiri.

Jika merasa butuh pundak untuk bersandar, jangan ragu untuk berbagi bersama sahabat-sahabat terdekat. Ceritakan pengalaman dan perasaan kita ketika harus menjalani hidup di era pandemi. Dengarkan pula kisah mereka