Ketika berbicara mengenai perencanaan anggaran, sering kali kita fokus pada pengeluaran dengan jumlah terbesar, entah itu biaya cicilan rumah, makanan, transportasi, biaya pendidikan anak, dan lainnya. Padahal, pembelian kecil yang kita lakukan setiap hari — yang tampaknya bukan masalah besar — malah menambah jumlah pengeluaran pada akhir bulan.
Karena itu, penting bagi kita untuk mulai memperhatikan pengeluaran kecil yang berdampak pada anggaran, baik Anda menyadarinya atau tidak. Berikut 5 jenis pengeluaran kecil yang jika ditumpuk, membuat pengeluaran yang cukup besar.
Bagi Anda pekerja kantoran yang tidak biasa membawa kotak makan siang ke kantor, makan siang menjadi ritual yang paling ditunggu-tunggu. Selain fungsinya menambah energi selama bekerja di kantor, makan siang sering dijadikan momentum curhat kepada rekan kerja tentang apapun.
Hanya saja, saking pentingnya momen makan siang ini, banyak dari kita yang justru melakukannya dengan cara menghabiskan banyak uang. Tidak masalah jika itu dilakukan sesekali, namun jika makan di restoran setiap hari? Tanpa disadari, pengeluaran Anda akan membengkak.
Menghabiskan makan siang hingga Rp100.000 per hari atau Rp 2 juta per bulan, ini mungkin tidak terlihat banyak ketika Anda sering membayarnya dengan kartu kredit atau debit. Terlebih, Anda juga kerap membeli minuman kopi atau bubble tea untuk menemami Anda melanjutkan aktivitas kerja.
Karena itu, buat jadwal makan siang ‘fancy’ Anda hanya seminggu sekali. Sisanya, Anda bisa membeli makanan dari kantin kantor yang umumnya harganya lebih murah ketimbang restoran. Atau jika Anda merasa kantin kantor terlalu penuh, mulai ikutan paket berlangganan makan siang yang dibanderol seharga Rp25.000.
Dunia kantor dan kopi makin hari, makin tidak bisa dilepaskan. Pasalnya, perusahaan kedai kopi kini makin agresif membidik pekerja kantoran dimana hampir di setiap lobi gedung, setidaknya ada satu atau dua kedai kopi bertengger menawarkan minuman kawah hitam bagi para pekerja. Apalagi, mulai muncul aplikasi pesan kopi online yang siap langsung di antar ke lantai tempat Anda bekerja.
Jika dihitung-hitung, jika Anda menyeruput kopi dari kedai kopi internasional, setidaknya Rp50.000 harus Anda keluarkan. Apabila Anda termasuk penikmat kopi aktif, dalam sebulan, Anda merogoh Rp1 juta. Solusinya, Anda tidak harus meninggalkan kenikmatan kopi arabika ini, melainkan menurunkan frekuensinya, misalnya menjadi hanya 2-3 kali seminggu.
Plus, manfaatkan fasilitas mesin kopi di kantor yang bisa Anda dapatkan secara gratis. Anda juga bisa berhemat dengan meracik kopi Anda sendiri di kantor menggunakan ragam pilihan biji kopi yang dijual bebas di pasaran. Bayangkan, satu bungkus kopi arabika 200 gram seharga Rp100.000, setara dengan 30 cangkir kopi. Coba hitung, betapa hematnya Anda.
Yang ini kadang luput dari perhatian banyak orang. Mulai dari aplikasi pemutar musik, televisi on-demand, hingga aplikasi kencan online, semuanya menawarkan paket langganan premium yang memberikan fitur-fitur tambahan bagi penggunanya. Coba lihat smartphone Anda sekarang, berapa banyak aplikasi yang Anda install dan Anda berlangganan paket premium. Kemudian hitung tagihan bulanan dari semua aplikasi itu.
Sayangnya, banyak dari mereka berlangganan paket premium, namun jarang sekali menggunakan layanan tersebut. Jika begitu, saatnya Anda berhenti berlangganan dari paket premium tersebut dan berlanggananlah pada aplikasi yang benar-benar Anda gunakan.
Teknologi telah membantu kita memperoleh barang atau produk yang kita inginkan hadir sesegera mungkin. Karenanya, delivery service atau layanan antar menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari. Mulai dari makanan hingga pakaian yang baru dibeli beberapa menit dari situs e-commerce, kita memanfaatkan jasa pengiriman dengan biaya yang dapat berkisar Rp10.000 sampai Rp50.000.
Biaya itu tampak sepadan ketika Anda duduk di sofa rumah menunggu pizza kesukaan anak-anak tiba pada akhir pekan. Tetapi, jika Anda memesan makanan secara teratur setiap hari, itu bisa berdampak besar pada anggaran bulanan Anda.
Iklan dan marketing berhasil mempengaruhi calon konsumen untuk membeli produk dengan merek yang dianggap lebih keren, ketimbang merek umum. Bahkan itu berlaku untuk produk-produk kecil rumah tangga, seperti sabun mandi, pasta gigi, dan lainnya.
Padahal, beberapa perusahaan FMCG menjual jenis produk yang sama dengan dua merek yang berbeda. Anda benar-benar membayar lebih mahal untuk formula yang sama, namun dibuat hanya dalam kemasan yang lebih cantik. Ini bukan hanya tentang peralatan mandi, melainkan pula barang-barang rumah tangga seperti aluminium foil, obat-obatan yang dijual bebas, serta barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, buah, dan bumbu masak. Mengapa Anda mesti menghabiskan beberapa ekstra rupiah, jika Anda bisa memperoleh produk yang sama persis dengan biaya yang lebih sedikit. Coba pikirkan.
Dari 5 jenis pengeluaran di atas, apabila pengeluaran salah satunya Anda tekan, Anda bisa berlangganan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk masa depan!