Lompat ke konten utama
Kesehatan Fisik

Mengenal Long COVID-19, Gejala Berkepanjangan Pasca Pasien Dinyatakan Sembuh

03/2023
female sneezing on bed

Risiko kesehatan yang disebabkan virus corona baru ternyata lebih parah dari yang semula diketahui banyak orang. Bahwa virus yang bernama lengkap SARS-CoV-2 itu mudah menular melalui droplet, tentu banyak orang sudah tahu. Yang baru terungkap sekarang adalah, orang-orang yang pernah terinfeksi virus, dan mengidap COVID-19, terancam mengalami gejala sakit untuk waktu yang lama. Fenomena yang disebut long COVID-19 syndrome ini juga membayangi pasien COVID-19 yang memperlihatkan gejala ringan.

Risiko tentang sindrom long COVID-19 atau gejala COVID-19 berkepanjangan ini juga termuat dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertajuk Long Term Syndrome-Update 36. Publikasi yang didasarkan atas laporan kasus COVID-19 sedunia itu menyebut, sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19 mengalami gejala gangguan kesehatan yang ringan.

Namun 10%-15% dari pasien COVID-19 rentan mengalami gangguan kesehatan bertaraf berat. Lalu, sekitar 5% dari total pasien COVID-19 akan mengalami penurunan kondisi kesehatan hingga tahap kritis. Pasien COVID-19 biasanya membutuhkan waktu antara 2 pekan hingga 6 pekan untuk dinyatakan sembuh. Namun seiring dengan semakin lamanya pandemi berlangsung, ada fakta baru yang terungkap.

Sejumlah orang masih mengalami gangguan kesehatan, setelah beberapa pekan, bahkan beberapa bulan, sejak dinyatakan pulih dari COVID-19. Di sejumlah pasien, bahkan gangguan-gangguan itu berkembang menjadi komplikasi yang memiliki dampak merusak dalam jangka panjang.

Untuk meneliti sindrom long COVID-19 yang berkepanjangan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) milik Pemerintah Amerika Serikat (AS) melakukan survei di berbagai negara bagian AS selama selama Maret hingga Juni 2020. Responden dari survei itu adalah 274 orang, yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 pada dua-tiga pekan sebelumnya.

 

Gejala long COVID-19 atau COVID-19 berkepanjangan

Melalui survei itu, CDC ingin mengetahui apakah para responden masih mengalami satu, atau seluruh gejala penyakit COVID-19, yang jumlah totalnya mencapai 18 gejala. Hasilnya? Para responden yang telah dinyatakan pulih dari COVID-19 masih merasakan berbagai gejala itu.

 

1. Lelah kronik

Gejala yang paling umum dirasakan oleh mereka yang sudah pulih dari COVID-19 adalah kelelahan.

 

2. Gangguan pernafasan

Gejala yang paling banyak dilaporkan berikutnya adalah batuk, pernafasan yang tersumbat, atau sesak nafas serta pusing.

 

3. Nyeri

Nyeri badan, rasa nyeri di perut dan dada, demam, dan kondisi panas-dingin merupakan gejala yang juga banyak dilaporkan. Demikian juga dengan kehilangan indera perasa dan penciuman.

 

4. Keluhan pencernaan

Gejala-gejala yang juga umum dirasakan setelah pulih dari COVID-19 adalah mual dan diare.

 

Potensi tidak bisa kembali ke kondisi semula

Saat ini, para ahli kesehatan masih melakukan studi lanjutan tentang dampak jangka panjang dari COVID-19. Mengutip survei CDC yang dipublikasikan WHO, ada 20% responden di rentang umur 18 tahun hingga 34 tahun yang melaporkan mengalami gejala gangguan kesehatan yang berkepanjangan. Itu sebabnya WHO tidak menutup risiko long COVID-19 syndrome membayangi remaja dan anak-anak yang tidak memiliki gangguan kesehatan kronis saat terinfeksi COVID-19.

Risiko yang lebih berat adalah orang yang pernah terinfeksi COVID-19 tidak pernah kembali ke kondisi kesehatannya yang prima. Mengutip survei CDC, ada 35% responden yang merasa tidak pernah kembali fit seperti sebelum terinfeksi.

Yang juga perlu Anda cermati adalah munculnya risiko kesehatan akibat gejala long COVID-19. Risiko kesehatan yang dimaksud adalah tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan, serta gangguan kesehatan mental.

Merujuk ke temuan terbaru mengenai long COVID-19 di atas, tidak ada salahnya kita proaktif melindungi diri. Apalagi, pandemi COVID-19 belum memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir. Langkah perlindungan pertama yang perlu dan bisa dilakukan semua orang adalah disiplin mengikuti protokol kesehatan yang telah diakui manjur untuk menahan peredaran virus SARS-CoV-2. Protokol yang wajib diikuti itu seperti menjaga jarak, menghindari terjadinya kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, serta menggunakan masker dengan benar.

 

Miliki proteksi untuk perlindungan long COVID-19

Upaya perlindungan ekstra yang bisa kita lakukan adalah menyiapkan produk proteksi terhadap terjadinya berbagai risiko yang tidak kita inginkan. Jika Anda sudah memiliki keluarga, urgensi memiliki produk proteksi lebih tinggi lagi. Dengan produk proteksi ini, Anda bisa memastikan anggota keluarga yang Anda sayangi tidak akan mengalami gangguan keuangan, jika terjadi risiko.

Dengan memiliki asuransi penyakit kritis, Anda memberikan perlindungan diri dan keluarga terhadap efek jangka panjang yang bisa ditimbulkan oleh long COVID-19. Salam sehat.