Lompat ke konten utama
Kesehatan Finansial

Hindari Kesalahan Finansial Yang Sering Dilakukan First Jobber Ini

03/2023
people together smiling

Baru pertama kali kerja adalah masa yang paling membahagiakan bagi banyak orang. Karena di titik ini, seseorang yang tadinya bergantung secara finansial pada orangtua atau orang lain, untuk pertama kalinya dapat menikmati penghasilan. Maka tak heran jika banyak first jobber merayakan masa awal-awal kerja mereka dengan memberikan penghasilan pertama ke orangtua, traktir teman dan keluarga, atau belanja. Apakah Anda termasuk?

Merayakan keberhasilan Anda memasuki dunia kerja sebetulnya suatu hal yang lumrah. Namun, selagi masih muda, Anda perlu mengetahui batasan cara “menikmati hidup” agar tidak terjebak dalam kesalahan finansial. Sebab, hidup bukan hanya untuk dinikmati saat ini, tapi juga hingga masa tua nanti. Dalam rangka memperingati Hari Keuangan Nasional yang jatuh 30 Oktober nanti, mari hindari kesalahan finansial yang kerap dilakukan oleh para first jobber. Apa saja?

 

Berpikir jangka pendek

Budi Raharjo, perencana keuangan dan direktur OneShildt Personal Financial Planning mengatakan, anak muda yang baru bekerja suka terjebak dalam pemikiran jangka pendek. “Umumnya, anak muda ini tidak punya perencanaan keuangan yang matang karena hanya berpikir jangka pendek. Padahal, kita akan memasuki fase kehidupan jangka panjang,” ujar Budi, Oktober 2019.

Itu sebabnya, first jobber mudah tergoda jebakan gaya hidup konsumtif seperti belanja gadget keluaran terbaru, traveling, makan atau nongkrong di tempat yang lagi ngetren, nonton konser, dan sebagainya. 

 

Tidak mengalokasikan penghasilan untuk pos-pos keuangan

First jobber kerap tidak mengalokasikan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari, dana darurat, dana pensiun, serta alokasi untuk tabungan, investasi, atau asuransi. Padahal, masing-masing pos ini penting untuk memastikan keuangan seseorang akan aman dalam jangka panjang.

Dana darurat misalnya, berguna sebagai dana siaga yang bisa dikeluarkan jika terjadi hal-hal tak terduga seperti anggota keluarga sakit, tabrakan mobil, renovasi rumah, dan sebagainya. “Jika tidak punya dana darurat kemudian suatu saat terjadi hal yang mendesak, anak muda bisa terjebak pada pinjaman kartu kredit. Padahal, jika meminjam dari pinjaman kartu kredit, seseorang harus mengembalikan utang tersebut beserta bunga.

Sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih banyak ketimbang jika seseorang punya dana darurat,” terang Budi. Begitu pula halnya dengan asuransi kesehatan yang bertujuan menghindarkan seseorang dari pengeluaran yang besar akibat risiko sakit dan asuransi jiwa yang bertujuan menghindarkan keluarga dari kehilangan penghasilan jika pencari nafkah wafat.

 

Kurang mau belajar hal seputar finansial

Kesalahan berikutnya yang kerap dilakukan oleh para first jobber ialah kurang mau belajar hal seputar finansial, seperti pengertian inflasi, cara mengembangkan dana, dan cara menambah penghasilan. Contoh yang paling banyak ditemukan pada first jobber ialah, tidak memiliki tabungan. Atau, kalaupun mereka punya tabungan, produk yang dipilih terlalu konservatif, alias tingkat imbal hasilnya tidak mampu bersaing dengan tingkat inflasi. Mereka juga kurang paham tentang produk-produk investasi yang cocok untuk memenuhi rencana yang hendak mereka capai. Padahal, ada banyak tujuan keuangan yang perlu dipenuhi dalam jangka menengah dan jangka panjang, seperti menikah, punya rumah, punya anak, dan sebagainya.

Menurut Budi, memiliki pemahaman yang baik tentang cara mengembangkan dana penting karena seseorang tidak selamanya bisa bekerja. Ketika memasuki usia 55 ke atas, kondisi fisik seseorang tak lagi prima dan idealnya sudah memasuki usia pensiun. Jika tidak pandai-pandai mengatur keuangan sejak muda, maka seseorang terancam memiliki masa pensiun yang suram. 

 

Tidak melakukan evaluasi keuangan

Kesalahan berikutnya yang juga kerap dilakukan oleh first jobber ialah, tidak mencatat pengeluaran yang sudah dilakukan dan tidak melakukan evaluasi terhadap pengeluaran tersebut. “Padahal, expense tracking atau pencatatan ini penting agar tahu ke mana penghasilannya digunakan, sehingga bisa mengantisipasi pengeluaran ke depan,” jelas Budi.

Nah,
 agar terhindar dari kesalahan finansial di atas, Anda para first jobber perlu memiliki lima kecerdasan berikut:

 

1. Kecerdasan menciptakan uang dan mengembangkan uang

Meski penghasilan Anda di awal masa kerja belum fantastis, usahakan agar tidak lebih besar pasak daripada tiang. Artinya, Anda perlu mengupayakan agar penghasilan ini bisa menutup kebutuhan hidup. Ada dua strategi yang bisa dilakukan, yakni menyesuaikan gaya hidup dengan penghasilan atau menciptakan uang. Dalam menciptakan uang atau penghasilan tambahan ini, ada beberapa strategi yang bisa ditempuh. Misalnya, punya usaha pribadi atau bekerja di luar jam pekerjaan utama.

Kemudian, yang juga tak kalah penting untuk dimiliki first jobber ialah kecerdasan mengembangkan uang. “Anak muda perlu membuat uang mereka bekerja lebih keras untuk mereka. Caranya ialah dengan belajar tentang investasi dan hal-hal seputar finansial,” kata Budi. Termasuk dalam hal ini ialah kemampuan mengolah informasi finansial seperti inflasi, suku bunga kredit, dan kondisi makro ekonomi.

 

2. Kecerdasan meningkatkan skill

Anda juga perlu berinvestasi pada diri sendiri dengan cara mengikuti kursus, pelatihan, atau studi lanjut yang bisa meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. “Upgrade skill melalui pendidikan akan meningkatkan nilai seorang first jobber,” papar Budi. 

 

3. Kecerdasan membedakan antara “wants” vs “needs”

Agar penghasilan yang Anda peroleh bisa membentuk aset, maka Anda perlu membedakan antara keinginan dengan kebutuhan. Yang perlu Anda prioritaskan adalah kebutuhan seperti biaya hidup sehari-hari, cicilan utang, tabungan, investasi, proteksi. Jika kebutuhan sudah terpenuhi, maka Anda bisa menyeimbangkannya dengan memenuhi keinginan, seperti rekreasi dan belanja. 

 

4. Kecerdasan melindungi uang

Caranya ialah dengan menyiapkan dana darurat dan asuransi. Dana darurat berfungsi untuk menutup biaya mendesak yang datang tak terduga. Sementara asuransi berfungsi melindungi Anda dari kerugian yang lebih besar akibat terjadi risiko. Jika uang Anda terlindung, maka Anda akan terhindar dari bencana finansial akibat pengeluaran yang besar. Dengan begitu, Anda semakin berpeluang bisa menikmati masa tua yang sejahtera. 

 

5. Kecerdasan menghemat pajak dengan cara legal

Jika Anda merupakan pengusaha muda, maka Anda perlu mempelajari cara menghemat pajak dengan cara yang tidak melanggar ketentuan.

Menikmati hidup selagi muda, boleh-boleh saja. Namun, agar hari tua Anda juga sejahtera, maka Anda perlu mengatur keuangan sejak dini dan menghindari kesalahan finansial. Selamat mencoba!