Lompat ke konten utama
Kesehatan Fisik

Inilah Alasan Mengapa Gemuk Bukan Berarti Tidak Sehat

03/2023
female on threadmill

Orang yang gemuk atau obesitas identik dengan badan yang tak sehat. Sementara orang yang kurus sebaliknya. Benarkah? Beberapa studi menunjukan badan yang gemuk bisa saja tetap sehat.

Menurut laporan Clinical Guidelines on the Identification, Evaluation and Treatment of Overweight and Obesity in Adults tahun 1998 dari National Institutes of Health, dilansir dari WebMD ada fakta bahwa orang yang kelebihan berat badan juga dapat dianggap sehat, jika memenuhi kriteria seperti: ukuran pinggang  berada dalam lingkar yang sehat (maksimum 89 cm untuk wanita dan 101 cm untuk pria).

Hal itu semakin lengkap jika mereka tidak memiliki dua atau lebih kondisi berikut: tekanan darah tinggi, gula darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi.  Gula darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi kebanyakan berada di badan yang gemuk akibat makan daging serta makanan lainya yang memiliki kandungan kolestrol yang tinggi.

Badan yang gemuk juga masih bisa sehat. Menurut Dr. Bambang Hady dari www.klikdokter.com, orang yang gemuk bisa saja dalam kondisi sehat selama indikator Body Mass Index atau BMI-nya masih normal.

Dia mengatakan seseorang dikatakan kegemukan jika BMI-nya sudah melebihi standar yang ditetapkan oleh WHO, yakni 30. Kalau di Indonesia standarnya 28,5. Jika badan gemuk tapi BMI-nya masih di batas normal, orang itu masih dibilang sehat.

Ketika BMI sudah melebihi 30, tandanya orang itu sudah kegemukan dan bisa dibilang tidak sehat lagi.

"Itu disebut obesitas. Obesitas merupakan suatu tanda atau penyakit yang berbahaya, nantinya bisa menyebabkan penyakit seperti jantung, diabetes, dan stroke," kata dia. 

 

Penelitian pada 16 Maret 2018 oleh European Heart Journal kepada 300 ribu orang menemukan fakta bahwa ada korelasi kuat antara orang yang memiliki kandungan BMI tinggi dengan risiko penyakit jantung, stroke dan tekanan darah tinggi. Semakin tinggi kadar BMI maka risiko untuk terkena penyakit diatas semakin kuat.

Bahkan menurut studi dari JAMA Cardiology orang yang memiliki obesitas akan berusia semakin pendek. Penelitian JAMA menemukan fakta bahwa orang berumur 46 tahun yang obesitas memiliki usia lebih pendek sebanyak enam tahun ketimbang orang yang normal.

Teori bahwa BMI menentukan kesehatan juga tak selamanya benar karena menurut Dr. William Johnson dari School of Sport, Exercise and Health Sciences, at Loughborough University in the United Kingdom, jika ada dua orang yang memiliki kadar BMI sama, bukan berarti keduanya sehat. Kesehatan tergantung dari aktivitas lain seperti merokok, minum bir atau aktivitas lain yang berpengaruh ke kesehatan.

Dominic Tran Postdoctoral Research Associate, University of Sydney dalam www.the conversation.com menjelaskan bahwa orang yang berbadan kurus atau BMI dibawah normal bisa saja tak sehat jika hobi merokok dan malas berolahraga. Hal-hal itu yang malah bisa menyebabkan penyakit kanker.

 

Gaya hidup sehat akan menentukan kualitas tubuh Anda. Studi dari Macquarie University memaparkan bahwa baik orang yang kurus dan gemuk akan mendapatkan efek yang sama ketika makan makanan berkandungan lemak dan gula tinggi selama empat hari.

Studi itu menjelaskan bahwa beberapa ingatan khusus akan hilang hanya setelah diet dengan air gula dan makan junk food seperti cake dan biskuit. Jadi kalau ingin tetap sehat, ubah gaya hidup Anda secara teratur.